KONSEP BIOREMEDIASI

BIOREMEDIASI
Kolekium oleh : FIRDAUS RAMADHAN




Apa sih, Bioremediasi itu?
Remediasi adalah Proses dekontaminasi air dan tanah dari senyawa yang berbahaya, seperti hidrokarbon, poliaromatik hidrokarbon (PAH), persistant organic pollutant (POP), logam berat, pestisida dan lain-lain (Rhodes, 2013). Kata “Bio”, dari Bioremediasi berarti memerlukan bantuan makhluk hidup untuk mendekontaminasi, diantaranya yaitu tumbuhan dan mikroba. Remediasi dengan bantuan tumbuhan disebut fitoremediasi. Tumbuhan yang digunakan dapat berupa tumbuhan darat (rumput dan legum) ataupun tumbuhan air (eceng gondok, Hydrilla sp., teratai, Typa sp.). Remediasi dengan bantuan mikroba disebut bioremediasi. Terdapat 3 hal yang mempengaruhi proses remediasi (Rhodes, 2014), yaitu mikroba, nutrisi, dan lingkungan.
Mikroba,  memiliki kemampuan untuk  mendegradasi, mentransformasi dan menyerap senyawa pencemar. Mikroba yang digunakan dapat berasal dari golongan fungi, bakteri, ataupun mikroalga. Kelompok fungi peremediasi, seperti Saccharomyces cerevisiae (Ferraz et al., 2004), Aspergillus flavus (Maruthi et al., 2013), Phanerochaete chrysosporium, Pleurotus ostreatus, P. tuberregium, P. pulmonarius, Trametes versicolor, Bjerkandera adusta, Lentinula edodes, Irpex lacteus, Agaricus bisporus (Rhodes, 2014). Golongan Bakteri, seperti Pseudomonas sp. & Proteus sp. (Suheryanto et al., 2006), Acinetobacter (Budiawan et al., 2009) Deinococcus radiodurans (Rhodes, 2013). Golongan Mikroalga, seperti Cladophora glomerata Coelastrum proboscideum, Dunaliella bioculata (dalam Raouf et al., 2012).
Nutrisi, jenis nutrisi yang dibutuhkan bagi mikroba, diantaranya unsur karbon (C), Nitrogen (N), Posfor (P) dan lain lain. Lang et al. (1995) dalam Rhodes (2014) menyatakan white rot memerlukan senyawa lignocellulosic untuk dapat tumbuh optimum di tanah tercemar crude oil.
Lingkungan, Prinsip kesempurnaan mikrobial (The principle of microbial infallibility  by Alexander 1965), yakni dengan mempertimbangkan kapasitas biodegradatif mikroorganisme, tampak tidak ada senyawa organik alami yang secara total resisten terhadap biodegradasi jika kondisi lingkungan menguntungkan (oksigen, suhu. DO, pH, dll).
       Sudiana (2003) melaporkan Pseudomonas aeruginosa S1 membutuhkan pH 4 untuk mendegradasi LAS secara optimum
       Raouf et al. (2012) menyatakan penambahan aerasi membuat proses penyerapan logam berat lebih efektif pada microalgae

       Rhodes (2013) melaporkan Dehalococcoides ethenogenes strain 195 & Dehalococcoides sp. strain CBDB1 perlu keadaan anaerob untuk mendegradasi halogenated hydrocarbons.




Dokumentasi Kegiatan Kolekium

Oleh Firdaus Ramadhan






Comments