Pengenalan Thalasemia
Kolekium Oleh :
Fauzan Marta
State Islamic University (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta
Biology-ScienceTech
Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat
15412
email : aquarticharm@gmail.com
BAB I
Terlahir sempurna di dunia,
tanpa mengalami kecacatan memang harapan semua orang, khususnya sang Ibu. Namun
bagaimana jika anda mengalami kecacatan genetik yang diturunkan dari gen kedua
orang tua anda, sehingga anda mengalami kelainan pada darah. Kita telah
mengetahui bahwa darah memegang peranan penting dalam kehidupan setiap
individu. Darah yang berfungsi untuk mengedarkan zat-zat dan oksigen yang
penting untuk menunjang kegiatan metabolisme sel, dengan terdapatnya kelainan
pada darah tersebut, otomatis akan menghambat sistim metabolisme tiap sel dalam
tubuh anda, yang berarti akan membahayakan anda. Salah satu penyakit yang
disebabkan oleh kelainan darah adalah Thalasemia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Thalasemia berasal dari kata Yunani, yaitu talassa yang berarti laut. Laut yang dimaksud itu adalah Laut Tengah. Penyakit ini pertama kali dikenali di daerah sekitar laut tengah. Penyakit ini ditemukan oleh seorang dokter di Detroit USA yang bernama Thomas B. Cooley pada tahun 1925. Beliau menjumpai anak-anak yang menderita anemia dengan pembesaran limpa setelah berusia satu tahun. Selanjutnya, anemia ini dinamakan anemia splenic atau eritroblastosis atau anemia mediteranean atau anemia Cooley sesuai dengan penemunya (Weatherall,1965).
2.2 Definisi dan Pengenalan
Thalasemia adalah sekelompok penyakit atau kelainan herediter, dimana produksi satu atau lebih dari satu jenis rantai polipetida terganggu. (Tjokronegoro,A. 2001) Thalasemia merupakan anemia hemolitik herediter yang diturunkan dari kedua orang tua kepada anak-anaknya secara resesif. (Rusepno, 1985) Thalasemia merupakan penyakit yang diturunkan. Pada penderita thalasemia, hemoglobin mengalami penghancuran (hemolisis). penghancuran terjadi karena adanya gangguan sintesis rantai hemoglobin atau rantai globin. Hemoglobin orang dewasa terdiri dari HbA yang merupakan 98% dari seluruh hemoglobinya. HbA2 tidak lebih dari 2% dan HbF 3%. Pada bayi baru lahir HbF merupakan bagian terbesar dari hemoglobin (95%). Pada penderita thalasemia kelainan genetik terdapat pada pembentukan rantai globin yang salah sehingga eritrosit lebih cepat lisis.
Thalasemia juga diketahui sebagai sindrom yang ditandai oleh penurunan kecepatan sintesis atau absennya pembentukan satu atau lebih rantai globin sehingga mengurangi sintesis jumlah haemoglobin normal. Sebagai akibatnya timbul ketidakseimbangan sintesis suatu rantai, salah satu disintesis berlebihan sehingga mengalami presipitasi, membentuk Heinz bodies. Eritrosit yang memiliki Heinz bodies ini mengalami hemolisis intramedular sehingga terjadi eitropoesis inefektif , disertai pemendekkan massa hidup eritrosit yang beredar. Sehingga diikuti kompensasi pembentukkan rantai globin lain sehingga membentuk konfigurasi lain.
2.3 Penyebab
Thalassemia merupakan akibat dari ketidakseimbangan pembuatan rantai asam amino yang membentuk hemoglobin yang dikandung oleh sel darah merah. Sel darah merah membawa oksigen ke seluruh tubuh dengan bantuan substansi yang disebut hemoglobin. Hemoglobin merupakan protein yang mengandung besi dalam sel darah merah yang berikatan reversible dengan oksigen. Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai mediatransport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuatdarah berwarna merah.
Hemoglobin terbuat dari dua macam protein yang berbeda, yaitu globin alfa dan globin beta. Protein globin tersebut dibuat oleh gen yang berlokasi di kromosom yang berbeda. Apabila satu atau lebih gen yang memproduksi protein globin tidak normal atau hilang, maka akan terjadi penurunan produksi protein globin yang menyebabkan thalassemia. Mutasi gen pada globin alfa akan menyebabkan penyakit alfa- thalassemia dan jika itu terjadi pada globin beta maka akan menyebabkan penyakit beta-thalassemia. Nilai normal hemoglobin tergantung dari umur pasien. Berikut ini tabel kadar haemoglobin berdasarkan kisaran umur.
Tabel 1. Kadar
haemoglobin berdasarkan kisaran umur
Kisaran umur
|
Kadar Hb (g/dl)
|
Bayi baru lahir
|
17-22
|
Umur 1 minggu
|
15-20
|
Umur 1 bulan
|
11-15
|
Anak anak
|
11-13
|
Lelaki dewasa
|
14-18
|
Perempuan dewasa
|
12-16
|
Lelaki tua
|
12.4-14.9
|
Nilai
diatas dapat berbeda pada masing masing laboratorium namun tidak akan
terlalu jauh dari nilai diatas. Ada pula laboratorium yang tidak
membedakan antara lelaki atau perempuan dewasa dengan lelaki atau
perempuan tua. Sel darah pada penderita Thalasemia cepat rusak. Hal ini
diakibatkan karena ketidak seimbangan pembuatan dan produksi salah satu
dari ke 4 rantai asam amino yang berfungsi membentuk hemoglobin (HB),
sehingga diperkirakan sel darah mereka hanya dapat bertahan selama 1
bulan, sedangkan orang normal selama 3-4 bulan.
2.4 Klasifikasi
Terdapat 2 tipe utama Thalasemia yaitu, Thalasemia alfa dan Thalasemia beta. Thalasemia alfa merupakan Thalasemia yang terjadi akibat penurunan / absen sintesis rantai alfa dan Thalasemia beta dimana terjadi penurunan /absen sintesis rantai beta. Berikut ini penjelasan dari keduanya.
2.4.1. Thalasemia alfa
Penyakit ini sangat sering di temui di daerah yang tropis dan subtropis dimana terdapat pula penyakit Malaria (Asia Tenggara), namun dikarenakan besarnya angka migrasi, alfa thalasemia pun dapat ditemukan pula di daerah Amerika Utara, Eropa Utara, dan Australia. Alfa thalasemia disebabkan oleh penurunan / absen produksi rantai alfa. Dilihat dari kondisi klinisnya, alfa thalasemia di bedakan menjadi :
2.4 Klasifikasi
Terdapat 2 tipe utama Thalasemia yaitu, Thalasemia alfa dan Thalasemia beta. Thalasemia alfa merupakan Thalasemia yang terjadi akibat penurunan / absen sintesis rantai alfa dan Thalasemia beta dimana terjadi penurunan /absen sintesis rantai beta. Berikut ini penjelasan dari keduanya.
2.4.1. Thalasemia alfa
Penyakit ini sangat sering di temui di daerah yang tropis dan subtropis dimana terdapat pula penyakit Malaria (Asia Tenggara), namun dikarenakan besarnya angka migrasi, alfa thalasemia pun dapat ditemukan pula di daerah Amerika Utara, Eropa Utara, dan Australia. Alfa thalasemia disebabkan oleh penurunan / absen produksi rantai alfa. Dilihat dari kondisi klinisnya, alfa thalasemia di bedakan menjadi :
2.4.1.1. Silent Carrier
Merupakan delesi 1 gen α dan tidak ada dampak pada kesehatan, tetapi orang tersebut mewarisi gen thalasemia. Keadaan seperti ini hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan di laboratorium.
2.4.1.2. Trait Thalasemia Alfa
Merupakan delesi 2 gen α. Gejala klinis seperti anemia ringan dengan mikrositosis, MCV 60-75 fl. HbH meningkat, tetapi tidak terdeteksi engan elektroforesis haemoglobin dan hipkromia
2.4.1.3. Penyakit HbH
Delesi 3 gen α , mempunyai gejala klinis seperti anemia sedang-berat (hemolitik anemia). Terbentuknya HbH (ß4) yang mudah mengalami presipitasi dalam eritrosit, membentuk inclusion bodies sehingga eritrosit mudah hancur. Penderita dapat tumbuh sampai dewasa dengan anemia sedang (Hb 8-10 g/dl), anemia bersifat hipokromik mikrositer, MCV 60-70 fl, disertai basophyluc stippling, dan retikulositosis. Multiple inclusion bodies, Hepatosplenomegaly dan sakit kuning ringan.
2.4.1.4. Hb Barts Hydrops Fetalis Syndrom
Delesi 4 gen α yang dapat berakibat fatal pada bayi karena alpha globin tidak dihasilkan sama sekali, sehingga menyebabkan kematian (sering terjadi di Asia Tenggara). Hepatosplenomegaly, anemia berat, edema anasarka, ikterus berat dan diperkiraan janin yang mengidap ini akan mati pada minggu ke 36-40. Oleh karena itu disarankan melakukan diagnosis parental, dan jika terbukti positif sebaiknya dilakukan aborsi.
Gambar
1 : Thalasemia alfa
2.4.2.
Thalasemia Beta
Merupakan
jenis thalasemia yang paling banyak dijumpai di Indonesia. Berdasarkan
banyaknya gen yang bermutasi dikenal thalasemia homozigot bila terdapat mutasi
pada dua gen beta, dan thalasemia heterozigot bila terdapat mutasi 1 gen beta. Dikenal 3 macam Thalasemia beta, yaitu
:
2.4.2.1.
Thalasemia minor
Disebut
juga trait. Merupakan adalah orang- orang sehat tetapi dapat menimbulkan
Thalassaemia mayor kepada anak-anak mereka bila pasangannya juga pembawa sifat
Thalassaemia, menurut perkiraan di Indonesia ditemukan tidak kurang dari 200.000
orang Thalassaemia Trait (pembawa sifat Thalassaemia), dan Thalasemia minor
merupakan bentuk heterosigot yang sering asimtomatik. Didapati mutasi dari
salah satu dari 2 gen beta, dan
penderita hanya akan mengalami anemia ringan dengan kadar globin yang normal.
2.4.2.2. Thalasemia mayor
Thalasemia
beta mayor adalah bentuk homosigot dari thalasemia beta yang disertai anemia
berat dengan segala konsekuensinya. Pada thalasemia jenis ini, didapati mutasi
dari kedua gen beta, sehingga pasien memerlukan transfusi darah secara berkala,
didapati pembesaran limpa, sehingga memerlukan pengangkatan limpa (splenektomi)
Selain itu pasien juga mengalami penumpukan zat besi aibat transfuse berkurang
dan penyerapan zat besi yang berlebihan, sehingga memerlukan pengeluaran zat
besi yang disebut kelasi.
Gambaran
klinis yaitu perlu mendapatkan perawatan
transfusi yang baik dikarenakan produksi HbF dan hyperplasia eritroid menurun
sehingga anak tumbuh normal sampai decade ke 4-5, Dimungkinkan terjadi gejala
‘iron overload” disertai pigmentasi kulit, diabetes militus, sirosis hati. Saat
bayi berumur 3-6 bulan , pucat, anemis, kurus, hepatosplenomegaly, ikterus
ringan Cooley face dan kerdil.
Gambar 2 Contoh Cooley Face
2.4.2.3.
Hemoglobin Varian
Merupakan
penyakit yang disebabkan perubahan asam amino dari rantai globin. Kelainan pada
susunan asam amino rantai globin beta dikenal haemoglobin E, dan haemoglobin S.
Gambar 3 skema penurunan thalasemia beta
2.5.
Pencegahan, Perawatan dan Penanggulangan Thalasemia
Indonesia merupakan salah satu
Negara yang mempunyai angka resiko menderita Thalasemia yang besar, dan
Thalasemia Beta merupakan kasus yang paling banyak ditemukan. berkisar antara 6-10%, artinya dari setiap 100 orang
6-10 orang adalah pembawa sifat Thalassemia. Selain itu data lain juga
menyebutkan Indonesia memiliki angka kelahiran 23 per 1000 dari 240 juta
penduduk Indonesia. Diperkirakan ada sekitar 3000 bayi penderita Thalasemia
yang lahir tiap tahunnya. Wakil Menteri
Kesehatan Ali Ghufron Mukti, "Prevalensi thalasemia bawaan atau carrier di
Indonesia adalah sekitar 3-8 persen,". Beliau menjabarkan, jika persentase
thalasemia mencapai 5 persen, dengan angka kelahiran 23 per 1.000 dari 240 juta
penduduk Indonesia, maka diperkirakan ada sekitar 3.000 bayi penderita
thalasemia yang lahir tiap tahunnya.
Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 menunjukkan prevalensi
nasional thalasemia adalah 0,1 persen. "Ada 8 propinsi yang menunjukkan
prevalensi thalasemia lebih tinggu dari prevalensi nasional," ungkap
Wamenkes. Beberapa dari 8
propinsi itu antara lain adalah Aceh dengan prevalensi 13,4 persen, Jakarta
dengan 12,3 persen, Sumatera Selatan yang prevalensinya 5,4 persen, Gorontalo
dengan persentase 3,1 persen, dan Kepulauan Riau 3 persen. Menurut Ali, setiap tahun, sekitar 300.000 anak dengan
thalasemia akan dilahirkan dan sekitar 60-70 ribu, di antaranya adalah
penderita jenis beta-thalasemia mayor, yang memerlukan transfusi darah
sepanjang hidupnya. Berdasarkan data-data diatas kita dapat mengetahui bahwa
Indonesia memiliki angka pengidap thalasemia yang tinggi dan terus bertambah
banyak tiap tahunnya. Diperlukan adanya penangan yang tepat untuk menghadapi
kasus ini, dan berikut adalah penjelasannya. Dikarenakan Thalasemia adalah
sebuah penyakit genetis. Tentu kita dapat mebuat strategi untuk mencegah
terlahirnya pengidap thalasemia mayor baru.
2.5.1. Pencegahan
Kita harus mengerti dasar penurunan sifat dari Thalasemia
yaitu, bila pasangan anda dinyatakan carrier, maka kemungkinan
kelahiran anak adalah 50% untuk normal, dan 50% terlahir sebagai carrier
(thalasemia minor). Bila anda dan pasangan anda merupakan carrier, maka
kemungkinan kelahiran anak anda adalah
25% normal, 50% carrier, dan 25% pengidap thalasemia mayor.
Sebelum anda memutuskan menikahi pasangan anda, sebaiknya
anda dan pasangan anda melakukan screening, agar mengetahui apakah anda atau
pasangan anda merupakan carrier. Bila sudah terlanjur, dan ternyata anda dan
pasangan anda merupakan carrier, dapat dilakukan pencegahan lahirnya bayi
thalasemia mayor dengan parental
screening guna mengetahui janin yang dikandung merupakan pengidap mayor
atau bukan. Namun parental screening
memiliki resiko sebesar 2% keguguran.
Gambar 4 Skema penurunan Thalasemia
2.5.2. Perawatan Pasien Thalasemia
Hingga saat ini penderita thalasemia berat tidak dapat
diobati, yang ada hanyalah perawatan terus menerus. Diantaranya :
- Transfusi darah secara teratur, biasanya sekali dalam empat minggu. Pada umumnya anak- anak yang menjalankan transfuse ini tumbuh seeara normal. Setelah setiap transfusi darah, sel-sel darah merah yang baru, pecah dengan lambat selama masa tiga bulan berikutnya.
- Zat besi di dalam sel-sel darah merah akan tetap berada di dalam tubuh. Apabila tidak dikeluarkan, zat besi akan bertambah banyak dan dapat merusak hati, jantung dan organ-organ lainnya dalam tubuh. Apabila kerusakan tidak dicegah maka pada umumnya orang-orang dengan Thalasaemia mayor akan meninggal pada sekitar usia dua puluh tahun. Oleh karena itu diperlukan pengeluaran zat besi berlebih tersebut dengan cara suntikan atau oral.
- Cangkok sumsum tulang. Dengan cara ini jaringan sumsum tulang penderita diganti dengan jaringan sumsum tulang donor dari saudara kandungnya atau orang tuanya, karena harus diperlukan donor yang cocok. Di Indonesia tindakan ini masih dalam taraf persiapan. Oleh karena biayanya sangat tinggi.
- Pemberian asam folat 5mg /hari secara oral untuk mencegah krisis megaloblastik
- Usaha mengurangi proses hemolisis dengan splenektomi. Splenektomi dilakukan jika splenomegali cukup besar serta terbukti adanya hipersplenisme.
- Terapi eksperimental dengan rekayasa genetik : transfer gen.
2.5.3. Penanggulangan
Menderita thalasemia mayor tentunya bukan merupakan sebuah
pilihan. Tidak ada seorang pun yang ingin menderita. Melihat menderitanya para
pengidap thalasemia mayor, mulai dari sakit secara fisik ang berat, tentunya
mereka memerlukan dorongan semangat hidup agar dapat bertahan. Ditambah biaya
pengobatan yang sangat mahal. Dapat diperkirakan harga pengobatan penderita
thalasemia pertahun mencapai Rp. 300.000.000. Nominal angka seperti itu
tentunya bukan hal yang main-main. Seorang yang kaya pun berkemungkinan jatuh
miskin dengan pengeluaran rutin sebesar itu. Oleh karena itu diharapkan
pemerintah peduli terhadap mereka yang mengidap thalasemia, dengan memberikan
bantuan baik secara materi, dan moril. Kehadiran yayasan-yayasan peduli akan
thalasemia juga sangat diperlukan. Hal yang terpenting adalah, bila ada orang
dekat kita yang mengalami thalasemia mayor, sebaiknya kita beri mereka semangat
hidup.
Daftar Pustaka
Campbell,
Neil A. 2002. Biologi Edisi 5 Jilid 1. Erlangga. Jakarta
Gallnello, Renzo. 2010.
Beta-Thalasemia. BioMed Central.
Ratna Akbari. 2005. Pidato Pengukuhan : “Thalasemia Permasalahan dan Penangannya” ,
Universitas Sumatera Utara. MedanGalanello,
Renzo. 2011. Alpha-Thalasemia. American College of Medical Genetics . Vol 13
Yuki
Yunanda. 2008. Thalasemia. Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara.MedanGanie
http://charlesbonarsirait.com/wp-content/uploads/2011/pdf/Informasi_Umum_tentang_Thalassaemia.pdf (diakses minggu, 17 februari 2013 /20.00)
http://satyaexcel.blogspot.com/2013/01/laporan-pendahuluan-thalasemia.html
( diakses Kamis, 28 Februari 2013/ 9.00)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21754/4/Chapter%20I.pdf (diakses Kamis, 28 Februari 2013 / 09.10)
pharzone.com/materi%20kuliah/biosel/isi.doc
( minggu, 17 Februari 2013/ 20.15)
http://thalasemia.org/
(minggu, 17 februari 2013 /20.30)
http://www.scribd.com/doc/58831642/Hemoglobin-Adalah-Molekul-Protein-Pada-Sel-Darah-Merah-Yang-Berfungsi-Sebagai-Media-Transport-Oksigen-Dari-Paru-Paru-Ke-Seluruh-Jaringan-Tubuh-Dan-Mem
(Selasa, 5 maret 2013 / 19.00)
www.beritasatu.com/nasional/51654-ri-tergolong-negara-berisiko-tinggi-thalasemia.html
(senin , 18 februari 2013 / 20.35)
http://alfinzone.files.wordpress.com/2010/12/reftat-thalasemia.pdf
(diakses : 5-3-2013 / 21.00)
Salam…sy ada menjual herba warisan yg mampu menyembuhkan kanser dan pelbagai jenis kanser..tahap 1 tahap 2 tahap 3 tahap 4.memusnahkan dan mematikan sel sel kanser mgikut dose yang di gunakan..herba warisan ini terlalu berkesan…daun herba warisan…merawat dan membaik pulih…jangan tunggu sehinga terlewat..jangan biarkan hidup derita..selagi boleh rawat lebih baik merawat.. hutan belantara kita tersembunyi sejuta 1 rahsia…herba ini amat amat mujarab..jangan biar derita membunuh kehidupan anda.ramai yang dah berjaya sembuh dengan produk sy call saya xpun msg xpun wasap sy 017468 7570 mohd zuhairi… Hubungi saya sgera..nanti sy akn bmbing puan n tuan bgaimna hrus d lakukan n tndakn yg tpt plu d buat msa dpt knser n bgai mna hndak rwat kn...boleh sertai grup psakit2 knser sy n mlhat testmni yg amat bnyk...kita bley bbncng bgai mna nk mrawat...sy n psakit2 yg dh smbuh or yg msih d rwat n mkin sht akn bmbing n tnjuk ajar tuan n puan n bg smgt motivasi...jgn kita kseorangan...bla ksorangan...sllu kita akn lmah n down...sertai sy n hbungi sy scpt mkin utk lhat testmni2 mnarik sy cma bntu membantu…sy tidak sangup tngok org dpn mata sy sengsara xpun di ragut nyawa…penawar nya telah ada…hubungi sy secepat munkin Orang yang tiada penyakit kanser andai nak amal kan herba saya ini pun boleh…jadikan amalan harian untuk menjaga badan dan membuang toksid…orang ada kanser…saya akan membantu merawat hingga sembuh NAMA SYARIKAT SAYA…..JUTAWAN HERBS NO PENDAfTARAN SYARIKAT SAYA PG 0346818-W NAMA PEMILIK MOHD ZUHAIRI BIN NOORDIN
ReplyDeleteLayari laman web jusinfiniti.blogspot.my utk testimoni dan jika mahu lebih banyak lagi jadi lah ahli grup psakit2 saya anda akan bertemu lebih banyak pesakit2 yang telah sembuh dan juga pesakit2 yang masih sedang berjuang melawan kanser