PENUMBUHAN KEMBALI JARINGAN TULANG MENGGUNAKAN PROTEIN DARI STEM SEL
PENUMBUHAN KEMBALI
JARINGAN TULANG MENGGUNAKAN PROTEIN DARI STEM SEL
Dunia kedokteran di era modern ini
semakin canggih seiring berkembangnya temuan ilmiah di bidang molekuler. Salah
satu penemuan tersebut yakni stem sel. Stem sel atau sel punca ini biasa
digunakan untuk penelitian mapun pengobatan penyakit yang mungkin sudah tidak
dapat lagi disembuhkan baik secara konservatif maupun operatif (yusuf, 2008). Sel
Punca atau stem cell adalah sel yang tidak/belum terspesialisasi dan mempunyai
kemampuan/potensi untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel-sel yang spesifik
yang membentuk berbagai jaringan tubuh (yusuf, 2008).
Gambar 1. Kmampuan diferensiasi Stem
sel menjadi sel lain
Sumber: prostem.co.id
Berdasarkan artikel yang dilansir dari iflscience.com oleh Janet Fang (2015), ilmuan telah menemukan cara
yang lebih aman untuk meregenerasi jaringan tulang menggunakan protein yang
disekresikan oleh stem sel. dan teknik tersebut selanjutnya diharapkan dapat
menyediakan sumber jaringan segar yang berkelanjutan. Saat ini, para ilmuan
harus menumbuk tulang – tulang yang telah tua untuk mengekstrak fator pertumbuhan
dan berbagai protein yang dikenal dengan “demineralized bone matrix“ atau (DMB).
Sumber: iflscience.com
Metode ini mengharuskan para
ilmuan untuk mengambil tulang dengan kualitas yang berbeda dari mayat yang
disumbangkan, namun tidak ada jaminan bahwa sinyal dari protein yang dibutuhkan
akan dapat diproduksi, dengan adanya keterbatasan tersebut para ilmuan berusaha
menemukan sumberdaya terbarukan yang berkala dan konsisten dan didapatkanlah
pluripoten stem sel yang dianggap sebagai solusi ideal dari permasalahan
tersebut karena berpotensi untuk ditumbuhkan di hampir semua jenis sel dan
jaringan yang ditemukan pada mamalia.
Menurut artikel yang dikutip dari
iflscience.com, bukannya menggunakan stem
sel itu sendiri, McDevitt dan rekannya justru memanfaatkan kekuatan regenaratif
stem sel tersebut dengan cara mengekstraksi faktor pertumbuhan tulang yang
memproduksi sel pengsekresi yang disebut EBM (embryoid body-derived material). Cara yang pertama kali dilakukan
yakni dengan cara memberi perlakuan pada stem sel tikus dengan bahan kimia dan
menumbuhkannya pada media khusus yang membuat mereka menuju diferensiasi ke sel
tulang awal, kemudian mengisolasi faktor-faktor penting yang diproduksi oleh
sel, dimana faktor – faktor ini merupakan agen yang mengirimkan sinyal untuk
meregenerasi jaringan tulang yang baru. Setelah itu , mereka menempatkan
protein pada jaringan otot tikus dan menemukan bahwa protein saja sudah cukup
untuk memfasilitasi pertumbuhan tulang.
Comments
Post a Comment